PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dewasa ini pariwisata Indonesia merupakan salah satu
andalan pemerintah yang cukup berperan dalam menunjang pembangunan bangsa. Hal
tersebut karena industri pariwisata merupakan industri yang cepat menghasilkan
dan sangat strategis untuk dikembangkan sebagai penghasil devisa nomor dua
setelah minyak gas dan bumi. Diantara sekian banyak potensi wisata yang
beraneka ragam di Indonesia, salah satunya yang semakin banyak diminati oleh
wisatawan adalah wisata bahari. Selain itu dalam dunia Internasional, Indonesia
dikenal sebagai Negara bahari yang memiliki potensi bahari yang sulit dijumpai
di Negara-negara lain, baik berupa wisata pantai dengan panorama yang indah
ataupun dunia bawah laut dengan panorama tanaman lautnya yang menakjubkan.
Peningkatan wisata bahari akan menjadi sasaran utama untuk meningkatnkan jumlah
wisatawan ke Indonesia pada tahun 2003 (Petra,2011).
Keunikan perairan Indonesia terebut menyebabkan banyak
para ahli kelautan dunia merasa perlu untuk memalingkan perhatian mereka pada
perairan kita untuk dapat mengkaji gejala-gejala oseanografis yang mempunyai
dampak bagi dunia. Namun taman laut beserta biota-biota laut yang merupakan
kekayaan alam yang sangat potensial terebut belum dimanfaatkan secara makimal
karena selama ini walaupun pengembangan dibidang wisata bahari udah mengalami
peningkatan, namun sebagian besar masih berupa pengolahan panorama alam pantai
saja. Sedangkan dunia bawah laut yang sebenarnya dapat menjadi salah satu
alternative baru dibidang wisata bahari kurang mendapatkan pengolahan yang
serius (Petra,2011).
Salah satu faktor penghambat berkembangnya wisata
bawah laut adalah kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Selama ini
dunia bawah laut hanya dapat dinikmati secara jelas dengan cara menyelam, sehingga
sebagian besar hanya para penyelam saja yang dapat menikmati kehidupan bawah
laut, selain itu cara lain untuk menikmati kehidupan bawah laut tanpa harus
menyelam adalah melalui aquarium yang selain berfungsi sebagai penyimpanan
biota-biota laut juga dapat dinikmati melalui kaca display. Namun tentu saja
aquarium terebut hanya mampu menampung kehidupan laut dalam skala dan lingkup
yang sangat terbatas. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tersebut
juga menyebabkan terbatasnya perkembangan penelitian serta ilmu pengetahuan
dibidang oseanoloogi (Petra,2011).
Sampah yang terdapat di bibir pantai berasal dari aliran sungai yang
menuju ke laut, sehingga sampah terdampar di bibir pantai dan menyebabkan
lingkungan pantai menjadi kotor. Oleh karena itulah kami mengangkat tema ini
agar menjadikan lingkungan pantai terlihat lebih bersih dan layak dipandang
oleh mata serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari mengangkatnya karya ilmiah ini adalah :
1. Pemanfaatan sampah;
2. Memahami manfaat dari sampah pantai yang berupa kayu untuk dijadikan
sebagai hiasan ataupun semacam kerajinan;
3.
Memperindah aquarium dan
menambah kesan alami
4.
Menambah pengetahuan tentang
pemanfaatan sampah pantai yang berupa kayu sebagai hiaan dalam aquarium;
5.
Membantu pemerintah dalam hal
penanggulangan sampah yang ada di lingkungan pantai.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan karya ilmiah PKM GT ini yang berjudul PEMANFAATAN
SAMPAH PANTAI YANG BERUPA KAYU SEBAGAI HIASAN AQUARIUM adalah untuk mengajak serta menambah
pengetahuan bahwasanya penting adanya rasa peduli dengan lingkungan sekitar
ataupun daerah perairan khusunya pantai yaitu dengan cara memanfaatkan hal-hal
mulai dari yang terkecil termasuk menjadikan sampah kayu sebagai hiasan dalam
aquarium ataupun kreatifitas lainnya.
GAGASAN
PENULISAN
Kondisi Pantai Saat Ini
Pada saat ini, sering kita jumpai kondisi pesisir pantai di Indonesia
sangatlah memprihatinkan. Seperti yang kita lihat banyak sampah pantai yang
berserakan di sekitar bibir pantai mulai dari sampah plastik, batok kelapa,
kayu, akar-akaran dll. Contohnya seperti di daerah pantai Kuta yang sangat
terkenal di khalayak internasional tetapi banyak kritikan akibat sampah pantai
yang menumpuk. Sehingga keindahan pantai Kuta saat ini mulai memudar dan angka
prosentase pengunjung semakin menurun.
Gagasan
yang tercetus akibat kondisi pantai di Indonesia dalam
masalah semakin meluaknya sampah pantai yang berupa kayu,
,plastik, tempurung kelapa (batok), akar-akaran adalah tercetuskannya ide untuk
pemanfaatan sampah pantai yang berupa kayu, tempurung kelapa (batok),
akar-akaran sebagai hiasan aquarium. Hal tersebut secara tidak langsung sudah
cukup mengurangi sampah yang mencemari lingkungan pantai. Selain itu hiasan ini
nantinya akan memperindah aquarium sesuai dengan keinginan kita ataupun yang
sudah didesain sebelumnya.
Tercetusnya gagasan ini diharapkan dapat membantu pemerintah
dan masyarakat sekitar pantai dalam menangani dan menanggulangi sampah yang
terdapat di pesisir pantai, Selain itu sampah tersebut juga dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar pantai untuk meningkatkan perekonomiannya.
Dalam pemanfaatan sampah kayu di pesisir pantai
sebagai hiasan aquarium ini diperlukan adanya partisipasi seluruh lapisan
masyarakat khususnya masyarakat pesisir pantai untuk membantu mengumpulkan sampah
yang berada di pesisir guna dijadikan sebagai hiasan aquarium.
Definisi Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha
atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap
sudah tidak berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur materi dan energi. Hanya manusia yang
menyampah [mengakibatkan munculnya sampah]. Segala
macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena
tidak ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian
besar bahan buangan yang dihasilkan oleh organisme yang ada di
alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO,
bagian tubuh makhluk hidup]. Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat
bersifat organik maupun anorganik. Contoh sampah organik adalah: sisa-sisa
bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah
anorganik [hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik,
logam, gelas, dan karet. Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan,
sampah yang bersifat organik tidak begitu
bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah
menyatu kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi
bahan pencemar (Nasih,2011).
Pencemaran lingkungan umumnya
berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat
penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin
oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah,
makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain
karena timbunan sampah dalam jumlah besar
adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh. Timbunan
sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban,
kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus.
Lalat pada umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama
pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana
yang lembab dan hangat sangat cocok
(Petra,2003).
Sampah
dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau
hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau
harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan
hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste
tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas
tidak termasuk didalamnya).
Kreatifitas
memang menjadi kunci keberuntungan bagi setiap orang, karena berbeda orang akan
berbeda pula kreatifitasnya. Apalagi itu menyangkut kerajinan tangan.
Bagi orang biasa sampah kayu hanya akan dibuang atau dijadikan kayu bakar yang
nilainya tidaklah besar. Akan tetapi berkat kreativitas orang-orang tertentu barang sampah tersebut dapat disulap menjadi kerajinan
bernilai seni dan ekonomis tinggi.
Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
1.
Sampah
Organik
Sampah
Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah
ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian
besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
- Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari
sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh
alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat
lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, kayu, dan
kaleng.
Definisi Aquarium
Aquarium adalah sebuah vivarium biasanya ditempatkan di sebuah tempat dengan sisi yang
transparan (dari gelas atau plastik
berkekuatan tinggi), di dalamnya satwa dan tumbuhan
air (biasanya ikan, namun dapat juga ditemukan invertebrata,
amfibi, mamalia
laut dan reptil) ditampung, dan digunakan untuk display publik.Akuarium
juga dapat merujuk tempat di mana apa yang telah dijelaskan di atas dibangun
(museum ikan), Memelihara ikan di dalam akuarium adalah hobi yang cukup
populer. Akuarium pertama untuk umum, didirikan di London, Inggris
pada tahun 1853. Bersaman dengan jalannya waktu, teknologi yang digunakan
di dalam akuarium makin berkembang, seperti
sistem penyaringan dan penerangan (finalsense,2011).
Kesimpulan
Hal yang pertama yang dilakukan dalam pemanfaatan sampah pantai yang berupa
kayu sebagai hiasan dalam aquarium adalah memilih sampah kayu yang masih layak
dipergunakan seperti ranting, batang, tempurung kelapa (batok) yang nantinya
bisa dijadikan daun (dibentuk seperti daun) ataupun akar-akaran. Kemudian
diproses sesuai selera konsumen seperti diamplas (menghaluskan bagian-bagian
batang), atau bisa juga dengan cara dicat, dll. Selanjutnya mulai menambahkan
akar atau tempurung kelapa (batok) sebagai daun. Disusun hiasan sesuai selera.
Dan juga dapat ditambahkan dengan tanaman yang terbuat dari plastic, karang,
serta tumbuhan air ataupun bahan lainnya yang dapat menambah keindahan aquarium
tersebut.
Pemanfaatan kayu ini, dibuat untuk seluruh lapisan masyarakat, baik yang
menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Tetapi ada kalanya hiasan ini
diminati oleh kalangan pecinta ikan hias.
Pemanfaatan sampah kayu di pantai ini bertujuan untuk membantu masyarakat
pesisir sekaligus pemerintah dalam membantu mengurangi dan menanggulangi sampah
yang ada di pesisir pantai. Selain itu, pemanfatan ini juga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat pantai jika hal ini disosialisasikan kepada masyarakat
pesisir pantai.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Suprihatin, S.
Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah. Malang : PPPGT / VEDC Malang.
Ary Nilandari. 2006.Pengolahan Sampah. Jakarta : Dian Rakyat.
DKI Perlu Modernisasi Pengolahan Sampah (Republika
edisi 18 Agustus 2004),
Sampah Dapat Hasilkan Energi Listrik
Sampah Dapat Hasilkan Energi Listrik
(www.energi.lipi.go.id
edisi 6 Desember 2004
Petra,2003.http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0
&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/ars4/2003/jiunkpe-ns-s1-2003-22499068-5647-akuarium-chapter1.pdf. diakses pada hari Rabu, tanggal 26 Oktober 2011 pada
pukul 19:01
Nasih,2011.http://nasih.files.wordpress.com/2011/05/2010-pengelolaan-sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah.pdf.Diakses pada hari Rabu, tanggal 26 oktober 2011 pada
pukul 20:03
,2011.http://otomatisaquarium.blogspot.com/2011/01/pengertian aquarium.html. Diakses pada hari Kami, tanggal 27 oktober 2011 pada
pukul 19:22
Usu,2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada hari Kamis, tanggal 27 oktober 2011
pada pukul 00:03
Irwan,2011.http://www.bahabanews.com/2011/09/mengharap-bunga-batok-tak-layu.html Diakses pada hari Rabu, tanggal 26 oktober 2011 pada
pukul 19:34
2006. http://www.karawanginfo.com/?p=4824. Diakses
pada hari Rabu, tanggal 26 oktober 2011 pada pukul 22:23
LAMPIRAN
(google.image) (google.image)
(google.omage) (google.image)
(bahabanews.com) (bahabanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar